Karakteristik Pabrik yang Baik

Dalam menilai kondisi pabrik apakah baik atau tidak harus mengacu pada sebuah standar. Apabila kondisi pabrik masih memenuhi karakteristik pabrik yang baik, maka pengaturan ulang tidak diperlukan. Pabrik tidak hanya berisikan unsur-unsur fisik seperti mesin saja, tetapi sejumlah pekerja yang harus diperlakukan dengan baik. Interaksi antara mesin dan manusia bagian yang tidak terpisahkan dalam menilai sebuah karakteristik pabrik. Hal ini yang dikenal dengan sistem sosi-teknis. Aspek-aspek yang dipertimbangkan sosial dan teknik.

Pabrik harus mempunyai keterkaitan kegiatan yang terencana dengan baik. Hal ini ditujukan untuk menjamin kelancaran kegiatan proses produksi. Agar keterkaitan kegiatan terencana diperlukan pola aliran bahan yang baik. Interaksi antar kegiatan tercermin dari pergerakan bahan dari satu proses ke proses lainnya. Aliran yang baik apabila tidak melompat atau mundur, tetapi mulus lurus (straight forward). Secara praktis adakalanya harus ada trade off antara kemulusan aaliran bahan dengan investasi fasilitas. Pemilihan tipe tata letak yang sesuai sangat penting dalam hal ini. Aliran yang lurus adalah tujuan yang ingin dicapai dari sebuah pergerakan barang atau pekerja. Diharapkan aliran barang atau pekerja lebih efisien. Selain itu, pergerakan yang lurus akan mengurangi potensi resiko kerusakan dan memperpendek jarak perpindahan. Kendala yang harus diperhatikan adalah ketersediaan ruang.

Langkah balik (backtrack) dalam kegiatan pabrik harus minimum. Langkah balik berpotensi menimbulkan benturan yang bisa merusak barang. Kegiatan pemindahan bahan sangat terganggu bila langkah balik tidak minimum. Namun demikian, hal ini kadang sulit dihindari karena pabrik harus bisa menunjang strategi bisnis perusahaan yang dinamis. Penambahan produk baru bisa memicu meningkatnya langkah balik. Manajer pabrik boleh menambah jalur aliran barang yang diharapkan meningkatkan fleksibilitas. Perencanaan gang punya peran strategis untuk mengurangi resiko adanya langkah balik. Gang merupakan luas lantai yang disediakan untuk perpindahan bahan. Perencanaan gang merupakan bagian dari perencanaan kebutuhan luas lantai. Gang yang lurus diharapkan dapat mempermudah kelancaran aliran bahan.

Perpindahan bahan atau barang adalah waste namun tidak bisa dihindarkan. Agar minimum dapat dicapai dengan cara menggabungkan operasi penyelesaian produk bisa minimum. Pemilihan peralatan pemindahan bahan juga sangat menentukan efektivitas dan efisiensi. Metoda pemindahan yang terencana juga akan menjaga kualitas bahan yang dipindahkan. Pemrosesan digabung dengan pemindahan bahan bisa meminimisasi waktu produksi. Pemindahan mengalir dari penerimaan menuju pengiriman. Awal pergerakan bahan adalah gudang bahan baku dan berakhir di gudang produk jadi. Operasi pertama sebaiknya dekat dengan penerimaan. Tujuannya untuk menghemat pemakaian ruang dan memperpendek jarak perpindahan bahan. Demikian juga dengan operasi terakhir dekat dengan pengiriman. Penyimpanan pada tempat pemakaian jika mungkin. Bahan yang akan diproses disimpan pada area kerja dimaksudkan untuk kemudahan proses dan memperpendek waktu produksi. Kunci utama dari aliran bahan ini diukur dari jarak perpindahan yang minimum. Kriteria total jarak perpindahan umum digunakan dalam perancangan tata letak. Total jarak merepresentasikan biaya pemindahan dan keteraturan aliran bahan.

Fleksibilitas juga perlu diperhatikan di sebuah pabrik. Apabila terjadi perubahan volume produksi atau penambahan tipe produk diharapkan pabrik masih mampu bekerja dengan baik. Mampu mengakomodir rencana perluasan dimasa datang yang disebabkan penambahan jumlah mesin lama atau baru. Penumpukan bahan atau barang disepanjang lintasan produksi perlu dihindari untuk bisa meningkatkan fleksibilitas pabrik. Pemakaian seluruh lantai pabrik juga perlu dimaksimumkan. Seluruh luas lantai yang ada di pabrik harus dimanfaatkan dengan maksimal. Bila masih tersisa luas lantai harus sesuai dengan kebutuhan masa datang bagi pabrik. Barang yang telah selesai harus disimpan pada fasilitas penyimpanan yang baik. Disamping itu, diperlukan juga penyediaan ruang yang cukup sebagai kelonggaran antar mesin. Kedekatan antar stasiun kerja diharapkan tidak saling mengganggu kelancaran kegiatan produksi.

Fungsi pelayanan bagi para pekerja harus mencukupi. Misalnya kantin, tempat sholat, toilet, kamar ganti, klinik dan lainnya. Kenyaman pekerja merupakan faktor penting untuk peningkatan produktivitas. Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembaban dan lainnya harus layak. Kesehatan kerja bagi para pekerja merupakan faktor penting dalam produktivitas. Hal ini yang dikenal dengan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.