by Zulhamidi
1. 01 173 XXXImplementasi keilmuan TI di Dunia Kerja khususnyo di Coca-Cola, kebetulan saya kini di bagian distribusi Coke "Sales Center", bukan di Core nya ilmu TI yang kita pelajari bersama-sama. Saya akui kemampuan saya di dunia marketing sangat buruk, tapi apa yang terjadi selama saya di masa training lebih kurang 11 bulan, ternyata kemapuan kita sebagai anak TI dinilai cukup bagus untuk melakukan analisa keadaan pasar, dan mengolah data-data penjualan untuk dijadikan informasi sebagai pembantu kita dalam pengambilan keputusan dan merancang program-program marketing. Dan tools yang sering kita pelajari seperti: Pareto, Fishbone Diagram, 5W, Time Study, Line Balancing" juga ternyata bisa membantu kita yang bekerja di dunia marketing. Sekarang, saya belajar lebih banyak lagi mengenai dunia marketing dan tetek bengeknya. Tapi, bukan berarti saya lupa dengan ilmu TI, karena ilmu TI kita selalu berfungsi dimanapun kita berada.
2. 01 173 XXXSoal implementasi keilmuan TI di ADM, saya ingin berbagi, soalnyo dulu pas kuliah saya dengar dari beberapa senior kalo didunia kerja ilmu kita tidak terpakai Tapi saya melihat semua aspek pekerjaan 90% bisa diaplikasikan keilmuan TI, tinggal sudut pandang kita melihat dan menerapkannya. Saya sekarang bekerja di Bagian Produksi ADM, lebih spesifiknya di Section Head Project And Improvement. Alhamdlillah cukup banyak ilmu TI yang dulu kita pelajari mambantu memahami pekerjaan lebih cepat. Misalnya:
1. Implementasi JIT concept untuk system supply: meliputi implementasi kanban (macam-macam kanban), time study (yang dipelajari di PSKE), Standardize Work (di TI mungkin lebih dikenal dengan work sequence), dll.
2. Implementasi metode paraktikum TLFP, memang tidak menggunakan software, tapi tahapan-tahapannya hampir sama kayak yang kita pelajari di praktikum TLFP. Tapi disini pakai metode blok layout.
3. Implementasi metode-metode prkatikum LSP, misalnya: Forecast (untuk perencanan produksi, tapi sistemnya pakai konsep Nine K), Line Balancing (untuk menentukan komposisi produksi, soalnya disini ada 69 varian dalam 1 jalur, nah cycle time masing-masing varian kan beda, jadi harus disesuaikan line balancingnya)
4. Safety dan Higiene pun juga diimplementasikan disini
5. Statistikpun dipakai untuk konfirmasi kualitas
Kesimpulannya banyak aspek dari keilmuan TI yang bisa diimplementasikan. Bahkan untuk pekerjaan sekecil apapun. It's all the matter of point of view.
Ilmu TI di development ADF yang dipraktekkan statistik dan komunikasi internasional plus administrasi tapi klo di seluruh departemen bisa dibilang banyak yaitu proses produksi, Material Requirement Planning, Procurement, Inventory, Quality Control, Design (Pattern Dan Drawing) karena development berhubungan langsung dengan produksi, MRP, purchasing dan QC
3. 01 173 XXX
Untk TI di cement manufacturing bisa masuk ke seluruh departemen, mungkin agak berat kalo ke proses atau akunting, saya sendiri bingung mau masuk departemen mana, semua bisa, tp yang jelas kita punya kelebihan di distribusi, inventory, logistik dibanding engineer yang lain.
4. 01 173 XXX
Kebetulan area kerja saya adalah Quality jadi ya ilmu TI yang diaplikasikan ilmu Quality Control plus Statistik Industri. Ini mungkin juga berlaku umum di setiap Departemen Quality di perusahaan-perusahaan lain. Salah satu contohnya adalah dalam hal pendisposisian suatu lot yang masuk ke area tersebut apakah bisa di teruskan atau tidak. Untuk itu dilakukan inspeksi dengan memakai teknik sampling (Acceptance Sampling), Misalnya suatu lot memiliki quantity 15K maka diambil sampel 315 pcs, merujuk ke AQL Table MIL STD Dengan menggunakan sampling plan, jika suatu lot di temukan non conformance/defect melebihi AQL limit maka akan menyebabkan dikeluarkannya PNC yang artinya peringatan bagi orang bagian Produksi untuk memperbaiki proses produksinya.
5. 01 173 XXX
Kalau di tempat saya kebanyakan ilmu PSKE, Sistem Produksi dan TLFP, perhitungan cycle time, kebutuhan orang dan kebutuhan mesin dan keseimbangan lintasan. Disini kami ditargetkan untuk memproduksi sejumlah produk dalam 1 jam (1 jenis produk), setelah planning menetapkan target, kami harus bisa menentukan
berapa takt time yang dibutuhkan untuk membuat 1 buah produk (1 pasang sepatu), setelah itu baru dihitung cycle timenya tiap proses dan kemudian di compare dengan takt timenya, kemudian setelah itu dari sana bisa ditentukan berapa jumlah orangnya dan berapa mesin yang dibutuhkan. Disini kita juga harus bisa menganalisa yang mana proses yang bisa digabungkan dan dilakukan oleh satu orang (untuk mengurangi jumlah tenaga kerjanya) dengan catatan lebih pendek dari takt time. Ini berhubungan juga dengan layoutnya, yang juga harus didasari oleh OPC.
1. Forecast demand produk. Seasonal forecast paling mumpuni untuk dipake.
2. Inventory, lay out dan ergonomic. Mesti bisa tetepin buffer stock, adjusment hasil produksi dengan kapasitas warehouse. Kita bisa ajukan ide tentang perombakan layout, apakah dalam hal penempatan, penambahan rak atau penambahan warehouse itu sendiri. Tentunya didahului dengan hitungan saving, cost dan ergonomi.
3. Prinsip JIT diaplikasikan di mana-mana. Walau kita produksi pake forecast, tapi jumlahnya minimum. Dan untuk kedatangan material, juga minimum. Lagi-lagi lead time berperan penting disini, dan tentunya supplier harus bisa diandalkan.
4. Penjadwalan produksi. Mesti tau kombinasi terbaik untuk minimum kitatu, minimum scrap dan optimum stock.
5. Marketing, Pengetahuan tentang sistem perusahaan yang terintegrasi, TI punya kelebihan di bidang ini. Karena sekarang costumer tidak hanya nanya hasil akhir, tapi proses yang dilalui hingga hasil akhir itu tercapai. Kita anak TI, punya dasar untuk semua proses. Kita bisa jelaskan, costumer bisa yakin.
6. Analisis Biaya untuk menentukan harga jual produk
7. Forecast Demand
8. Quality Assurance untuk menginvestigasi masalah yang ada di costumer.
9. Purchasing pakai forecast lagi tapi pendekatannya ke reliability equipment, Skill negosiasi, Quality assurance, mesti bisa baca semua statement kualitas yang menyertai produk
10. Health Safety Environment. Ini konsep tentang kenyamanan kerja. Ergonomi jadi fokus utama. Walau belum kerja di bagian itu, tapi kita bisa nyambung banget untuk diskusi dengan mereka yang ahli HSE.
6. 01 173 XXX
Saya dibagian QA engineering job, selain tabel MIL STD untuk bilangan penerimaan, juga pakai diagram yang jumlah sample nya diperketat atau diperlonggar (maaf lupa apa nama diagramnya), tapi dulu waktu kuliah sama Pak Eri beliau bilang bahwa diagram ini sulit diterapkan di perusahaan saat ini, namun kenyataannya di perusahaan high mixed-low volume (perusahaan sub-kontrak yang terima banyak order dan jumlahnya bisa dari sedikit sampai buanyak) seperti di PT X, diagram ini dipakai, dan cukup dipahami dengan baik oleh operator QC-nya, karena disini modelnya ada banyak sekali, setiap model product akan punya perlakuan masing-masing. Pada saat QC menemukan banyak reject, maka untuk lot berikutnya akan di tetapkan apakah dipertahankan atau di perketat samplingnya tergantung dari diagram tsb, bila tidak banyak reject maka QC akan follow MIL STD aja.
Berikutnya, kita biasa pakai berbagai macam metode untuk menemukan root cause suatu masalah seperti 7 tools, tapi tentu tidak diterapkan, mana yang perlu saja, seperti diagram batang, pareto (yang paling sering ditanya customer), fishbone/ishikawa diagram, 5 why analysis (yang bikin teler untuk menjawabnya) dan mind maping (nah loh perasaan ini gak ada di kuliah TI ya),
Ergonomi biasanya QA akan buat drawing (atau gambar kerja yang akan digunakan inspector untuk men-inspect) disini diperlukan display yang baik, seperti contrast dan yang lainnya dalam rangka efektif dan efisien kerja.
Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri, perlu untuk operator rakit (walau pun bukan kerjaan QA tapi pas model running biasanya urutan kerja yang salah bisa jadi salah satu root cause untuk product reject).
Satu lagi tentang istilah QA-QC. dimana QA memiliki cakupan kerja yang lebih luas (sampai level customer complain) dibandingkan QC cakupan kerjanya sampai level product.